Sunda dikenal memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang unik. Upacara Serepan Patalekan adalah salah satunya.…
Mengenal 5 Adat Istiadat Sunda Asli

Adat Istiadat Sunda – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beragam suku, budaya dan juga adat istiadat. Lebih lanjut, keragaman ini biasanya berlandaskan garis keturunan yang dianggap sama, lapismania.
Ada berbagai suku bangsa yang dimiliki Indonesia, salah satunya adalah Suku Sunda. Keragaman tersebut menjadi perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya, mulai dari perbedaan bahasa, agama, hingga adat istiadat.
Suku Sunda sendiri adalah salah satu kelompok etnis terbesar di Indonesia setelah suku Jawa. Nah, pada artikel kali kita akan mengulas secara lengkap mengenai adat istiadat asli Sunda yang turun dari leluhurnya. Yuk, simak langsung di bawah ini!
1. Upacara memelihara tembuni
Adat istiadat Sunda ini dilakukan sebagai harapan bagi ibu hamil, agar persalinan bayi selamat dan berbahagia. Kata tembuni memiliki arti plasenta bayi atau biasanya disebut juga dengan ari-ari. Berdasarkan kepercayaan dari masyarakat Sunda, tembuni adalah saudara bayi yang tidak boleh dibuang sembarangan dan, sehingga caranya adalah dengan melakukan adat istiadat seperti mengubur atau menghanyutkan tembuni.
Adat istiadat ini dijalankan dengan membersihkan tembuni, lalu memasukkannya ke dalam kendi, dan diberi garam, asam, serta gula merah. Kemudian, kendi akan ditutup.
Kendi kemudian dihanyutkan ke sungai, dan diiringi dengan pembacaan doa untuk memohon keselamatan.
2. Nenjrang Bumi

Nenjrang Bumi adalah upacara dari adat istiadat Sunda yang dilakukan dengan memukulkan alu, atau bisa juga menggunakan tongkat tebal dari kayu ke arah bumi. Adat istiadat ini dilakukan sebagai harapan agar sang bayi menjadi seorang yang pemberani dan tidak mudah takut.
Dalam melaksanakan upacara ini alu bisa dipukul sebanyak 7 kali ke tanah, kemudian memberingkan bayi di atas bambu yang dibelah-belah, selanjutnya Ibu dari bayi tersebut akan menghentakkan kakinya ke bambu yang ada di dekat sang bayi.
3. Seren Taun
Adat istiadat berikutnya adalah Seren Taun. Untuk melakukan upacara adat istiadat Seren Taun ini dilakukan dengan cara mengangkut padi dari sawah ke lumbung padi dengan menggunakan pikulan yang bisanya orang Sunda menyebutnya rengkong. Selama memikul padi, akan diiringi dengan tabuhan musik tradisional.
Lebih lengkapnya, adat istiadat ini dilakukan untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas keberhasilan dalam melakukan panen padi, serta keberhasilan untuk menyejahterakan masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
4. Tingkeban

Tingkeban adalah adat istiadat Sunda yang diselenggarakan oleh Ibu hamil yang sudah menginjak usia kehamilan 7 bulan.
Lebih lanjut, adat istiadat ini dilakukan sebagai bentuk permohonan agar bayi dan ibu diberikan keselamatan dalam melahirkan nanti.
Sebagai tambahan informasi untuk Lapismania, tingkeban sendiri berasal dari kata Tingkeb yang memiliki arti tertutup, hal ini dimaksudkan bahwa sang ibu selama 7 bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya hingga mencapai waktunya persalinan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal buruk yang menimpa ibu dan bayinya.
BACA JUGA: 5 Tradisi Sunda Legendaris
5. Pesta Laut
Di samping ada adat istiadat Seren Taun sebagai bentuk rasa syukur untuk panen padi, masyarakat Sunda juga memiliki adat istiadat Pesta Laut sebagai ucapan rasa syukur untuk segala hasil laut yang didapatkan oleh nelayan.
Adat istiadat ini dilakukan dengan menggunakan transportasi laut seperti, perahu kemudian diiringi dengan doa permohonan agar nelayan diberikan keselamatan serta diberikan hasil laut yang berlimpah.
Itulah beberapa 10 tradisi di Sunda yang masih dilakukan hingga saat ini. Selain, memiliki kekayaan adat istiadat, Tanah Sunda juga adalah salah satu penghasil talas terbesar di Indonesia, terutama di Bogor.
Nah, buat kamu yang ingin menikmati talas lebih praktis, Lapis Bogor Sangkuriang bisa jadi pilihan tepat! Kamu bisa mencicipinya di gerai atau outlet terdekat ya!